Jakarta, Gatra.com - Badan Wakaf Indonesia (BWI) mulai gencar melakukan penguatan digitalisasi untuk mempercepat penciptaan ekosistem perwakafan Indonesia.
Ketua Pelaksana BWI, Mohammad Nuh mengatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan platform berkahwakaf.id dan e-services untuk pelayanan nazhir. Dilakukan juga konsolidasi data perwakafan melalui penguatan pusat data wakaf nasional dan agregator wakaf nasional.
"Diharapkan proses transformasi digital dapat semakin meningkatkan gaya hidup berwakaf masyarakat dan mengoptimalkan potensi wakaf yang ada," katanya di Jakarta, Rabu (7/12).
Ia menyebut, sejumlah instrumen wakaf saat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, BWI melakukan berbagai upaya dan langkah perlindungan serta pengembangan nilai aset harta benda wakaf di Indonesia.
Menurutnya, peningkatan kompetensi nazhir sebagai pengelola wakaf jadi salah satu instrumen penting dalam ekosistem perwakafan. Oleh karena itu, BWI terus melakukan pembinaan para nahzir agar menjadi profesional
"Sehingga dapat menghimpun, menjaga, mengelola, menyalurkan, dan membuat pelaporan kegiatan wakafnya dengan prinsip tata kelola yang baik dengan melakukan sertifikasi nazhir," jelasnya.
Nuh juga menyebut bahwa sebanyak 333 nahzir wakaf uang telah terdaftar di BWI hingga Oktober 2022. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) BWI pun telah melakukan sertifikasi sebanyak 21 kali.